Jumat, 07 Juni 2013

KONSEP PENDIDIKAN



Konsep pendidikan dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 12-19
A.    Subjek pendidikan menurut surah Luqman ayat 12 yaitu:


“Sungguh kami telah memberikan hikmah kepada Luqman, syukurilah Allah. Barang siapa bersyukur, maka sebenarnya dia bersyukur kepada dirinya sendiri, dan barang siapa yang mengingkari nikmat, maka sesungguhnya Allah itu Maha kaya lagi Maha terpuji.
Kata              (Luqman) adalah seorang tukang kayu, kulitnya hitam dan dia termasuk diantara penduduk Mesir yang berkulit hitam, serta dia adalah orang yang hidup sederhana, dan Allah telah memberinya hikmah kepadanya. Sedangkan kata                    Al-hikmah adalah kebijaksanaan dan kecerdikan, dan banyak perkataan bijak yang berasal dari Luqman, antara lain perkataannya kepada anak lelakinya,” Hai anakku, sesungguhnya dunia itu adalah laut yang dalam, dan sesungguhnya banyak manusia yang tenggelam kedalamnya. Maka jadikanlah perahumu di dunia dengan bertakwa kepada Allah SWT.
Dan adapun perkataan Luqman yang lain ialah,” Barang siapa yang dapat menasehati dirinya sendiri, niscaya ia akan mendapat pemeliharaan dari Allah SWT. Dan barang siapa yang dapat menyadarkan orang lain akan dirinya sendiri, niscaya Allah akan menambahkan kemuliaan baginya karena hal tersebut. Dan kata                 Asy-syukru ialah memuji kepada Allah menjurus kepada yang hak, cinta kebaikan untuk manusia, dan mengarahkan seluruh anggota tubuh serta semua nikmat yang diperoleh atas ketaatan kepada Allah.
sebagai seorang ayah yang mendidik anaknya dan yang telah diberi hikmah oleh Allah, yakni dengan perintah untuk melaksanakan ketaatan serta menunaikan yang fardu (wajib), dapat memberikan petunjuk bagi Luqman untuk memperoleh ma’rifat yang benar. Oleh karena itu, Luqman menjadi seorang yang hakim (mempunyai hikmah) sebagaimana yang ada dalam penggalangan surah ini menjelaskan lagi tentang hikmah yang diberikan Allah kepada Luqman yaitu:


Dan sesungguhnya Allah telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu ia selalu bersyukur dan memuji Allah atas apa yang diberikan kepadanya dari karunia-Nya, karena sesungguhnya hanya Allah lah yang patut untuk mendapat puji dan syukur itu. Disamping itu, Luqman selalu mencintai kebaikan untuk manusia serta mengarahkan semua anggota tubuhnya sesuai dengan bakat yang di ciptakan untuknya.
Kata               dalam ayat diatas telah di singgung makna dasarnya antara lain bahwa hikmah antara berarti mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan, maupun perbuatan. Ia adalah ilmu amaliah dan amal ilmiah, ia adalah ilmu yang didukung oleh amal dan amal yang tepat didukung dengan ilmu.
Hikmah juga diartikan sebagai sesutau yang bila digunakan/diperhatikan akan menghalangi terjadinya mudhorat atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Seorang yang memiliki hikmah harus yakin sepenuhnya tentang pengetahuan dan tindakan yang di ambilnya, sehingga ia akan tampil dengan penuh percaya diri, tidak berbicara dengan ragu atau kira-kira dan tidak pula melakukan sesuatu itu dengan coba-coba.
Dalam tafsir Ath-Thabari hikmah diartikan sebagai pemahaman dalam agama, kekuatan berfikir, ketepatan dalam berbicara, dan pemahaman islam meskipun ia bukan nabi dan tidak di wahyukan kepadanya.
Di dalam ayat 12 ini Allah menjelaskan tentang Luqman sebagai hamba Allah yang diberi anugerah hikmah, dan dengan hikmah itu ia mendidik anaknya menjadi hamba Allah yang senantiasa berrsyukur, dan langkah-langkah Luqman mendidik anaknya dalam upaya mencapai ‘abdan syakura yang merupakan objek dari ayat ini yang akan dijelaskan dalam ayat13 sampai ayat 19.
Objek Pendidikan menurut surah Luqman ayat12-19 yaitu:



“Ketika Luqman berkata kepada anaknya sewaktu memberikan pelajaran” Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah itu benar-benar aniaya yang besar.”
Dan ingatlah                                                                            (ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia menasehatinya” Wahai anakku) lafaz bunayya adalah bentuk tashghir, yang di maksud adalah memanggil anaknya dengan nama kesayangannya, dalam hal ini Luqman memanggil anaknya untuk memberikan pelajaran yang ingin diterangkan Luqman agar tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun. Setelah Luqman memberikan pelajaran kepada anaknya, menurut keterangan tafsir Al Maraghi bahwasanya anak tersebuat bertaubat kepada Allah seraya mendengar apa yang di sampaikan Luqman kepadanya.
Dalam hal ini Luqman mendidik anaknya melalui beberapa metode dan materi yang diajarkannya kepada anaknya dan dari beberapa rincian materi pendidikan yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Luqman yang telah di sampaikan oleh Luqman kepada anaknya dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.      ‘Aqaaid (akidah) yang menyangkut masalah keimanan kepada Allah, dan materi ini terdapat dalam ayat 12, 13, dan 16.

2.      Syari’at, yakni satu sistem norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan, dan kaidah syari’ah ini terbagi menjadi dua pertama ibadah, dan yang kedua adalah muamalah yakni tata aturan yang mengatur hubungan manusia, dan aspek ini terdapat dalam ayat 14, 15, dan 17.

3.      Akhlaq, adalah perbuatan yang mempunyai sangkut paut dengan khaliq (pencipta). Akhlaq ini mencakup akhlaq manusia terhadap khaliqnya dan akhlaq manusia terhadap makhluk. Aspek ini terdapat pada ayat 14, 15, 18, dan 19 baik ibadah, muamalah, dan akhla
Materi pendidikan menurut surah Luqman ayat 12-19 yaitu:
1.      Materi akidah/keimanan
Materi yang berisikan tentang keimanan ini terdapat pada ayat ke 13 yaitu:

Ingatlah ketika Luqman berkata kepada putranya sambil ia memberi pelajaran. “ Hai anakku janganlah mempersekutukan Allah, karena mempersekutukan Allah sungguh suatu aniaya yang besar. Dan hal ini adalah nasehat yang pertama diberikan Luqman terhadap anaknya.
Dalam hal ini Luqman memberikan nasehat kepada anaknya bahwasanya syirik itu merupakan suatu kezhaliman yang amat besar dan kezhaliman adalah meletakkan sesuatu yang bukan pada tempatnya, dan ia dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu berarti menyamakan kedudukan tuhan. Sebagaimana firman Allah yaitu:


“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS Al-An’am:82)
 demikian materi pendidikan keimanan yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya. Selain itu materi keimanan juga terdapat pada ayat ke 12 yakni berupa ketaatan Luqman kepada Allah mencerminkan sifat yang baik kepada anaknya.
            Dengan demikian materi keimanan selanjutnya disempurnakan dengan mendatangkan  contoh kekuasaan Allah swt yang terdapat ayat 16 yang berkuasa untuk mendatangkan setiap amalan, sekecil apapun dan terletak di tempat tersembunyi sekalipun. Sebagaimana firman Allah pada ayat ke 16 yaitu:




            “Hai anakku” (Luqman), kalaulah itu hanya sebesar biji sawi dan tersembunyi di dalam batu, atau di langit atau di bumi, Allah akan mengeluarkannya. Sesungguhnya Allah maha lembut dan maha tahu.
            Bahwasanya ayat ini berisikan keterangan tentang keimanan yang ada di dalam hati manusia, yakni meyakini tentang kuasa Allah bahwasanya tidak ada yang sia-sia.
2.      Materi akhlaq (manusia terhadap khaliqnya)
Materi akhlak ini terdapat pada ayat ke 14 tentang perintah berbuat baik/berbakti kepada kedua orang tua yaitu:


Dan kami amanatkan kepada manusia (supaya berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam kelemahan demi kelemahan, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kamu kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, kepada-Ku kamu kembali.
            Dalam ayat ini mengatakan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh kepada semua manusia menyangkut kedua orang tua ibu dan bapaknya” pesan kami disebabkan karena ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan diatas kelemahan, yakni kelemahan berganda dan dari saat kesaat bertambah lalu dia melahirkannya dengan susah payah kemudian memelihara dan menyusukannya. Dan wasiat kami itu adalah: bersyukurlah kepada-Ku karena aku yang menciptakan kamu dan menyediakan semua sarana kebahagiaan kamu, dan bersyukur pulalah kepada kedua orang tuamu  karena mereka yang aku jadikan perantara kehadiran kamu di bumi ini. Dalam ayat ini berisi perintah Allah untuk selalu bersyukur kepada-Nya.
            Ayat ini menerangkan bahwasanya Allah menggambarkan betapa Allah telah melimpahkan anugerah kepada hamba-hamba-Nya dengan mewasiatkan anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya. Dengan demikian anugerah ini mencakup Luqman sebagai ganjaran atas perhatiannya mulai nasihatnya kepada anaknya agar memperhatikan hak Allah jangan sampai di persekutukan. Sedangkan nilai pendidikan yang tersirat dalam ayat ini adalah bahwa peran orang tua tidaklah segalanya, melainkan terbatas dengan peraturan dan norma-norma ilahi.
            Musthafa Al maraghi menafsiri ayat-ayat ini sebagai berikut mengikat janji (setiap manusia) agar dia bersyukur kepada-Ku atas segala nikmat yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan kedua orang tua yang senantiasa mendidikmu dan mengasuhmu dan menanggung bebanmu sampai kamu dewasa.
            Selain ayat ini yang berisikan tentang materi Akhlak terdapat pula pada ayat ke 15, 18, dan 19 yaitu:
           


            “Tetapi jika mereka memaksamu mempersekutukan Aku, sedang kau tak punya pengetahuan tentang itu, janganlah taati mereka, dan bergaullah dengan mereka di dunia dengan cara yang baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, (dalam cinta). Lalu kepada-Ku kamu akan kembali, maka akan Ku-katakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
            Ayat ini menjelaskan lagi tentang ayat di atas bahwasanya, Allah menyuruh kita untuk mentaati kedua orang tua, namun dalam hal ini Allah menegaskan untuk mentaati  dan  mematuhi mereka dalam kebaikan. Dan ayat ke 18 menerangkan lagi tentang akhlak kepada sesama manusia sebagai berikut:


            “Janganlah kamu memalingkan muka dari manusia dan janganlah kamu berjalan dengan angkuh dan sombong di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang angkuh lagi bermegah-megahan. Setelah Allah menyuruh untuk patuh kepada kedua orang tua, maka Allah melarang untuk tidak bersifat sombong dan angkuh di muka bumi ini.
 Selanjutnya pada ayat ke 19 Luqman memberikan nasehat yang sama halnya dengan ayat ke 18 yaitu:



“Berlakulah sederhana dalam perjalananmu dan rendahkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” Dan seterusnya Luqman tidak berhenti memberikan nasehat-nasehatnya kepada anaknya untuk tidak berlaku sombong kepada sesama manusia dan berakhlak yang baik kepada sesamanya.
3.      Materi syari’ah
Tentang ibadah dan muamalah/tata aturan ilahi yang terdapat pada ayat 17 yang mana dalam ayat ini menjelaskan tentang Luqman menyuruh anaknya untuk mendirikan shalat sebagai berikut:


“Wahai anakku, dirikanlah shalat, suruhlah yang ma’ruf dan cegahlah yang munkar, serta bersabarlah terhadap bencana yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar seteguh-teguh pekerjaan.
Ayat ini menerangkan tentang Luqman yang memberi nasehat kepada anaknya untuk beribadah kepada Allah, dan menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. Setelah beberapa nasehat yang diberikan Luqman kepada anaknya yang di awali dengan perintah untuk tidak mempersekutukan Allah, mentaati kedua orang tua, serta menjalankan apa yang di perintahkan mereka, namun hal ini dibatasi oleh Allah SWT. Namun masih banyak lagi ayat-ayat yang mengandung tentang materi syari’ah seperti ayat ke 14 dan 15, yang mengandung hubungan manusia dengan tuhannya.

Metode pendidikan menurut surah Luqman ayat 12-19 yaitu:
1.      Metode keteladan
Metode keteladan yang diterapkan oleh Luqman ini berdasarkan pemahaman terhadap penafsiran yang menyatakan bahwa pengertian hikmah adalah ilmu yang diperkuat oleh amal dan amal yang di dukung dengan ilmu. Dan penggunaan metode keteladan di sebabkan adanya kecenderungan dalam meneladani atau mencontoh pendidiknya.
Sebagaimana ayat ke 12 yang menjelaskan tentang Luqman, yang mana Luqman adalah seorang hamba yang selalu bersyukur dan taat kepada Allah dan hal ini lah yang menjadi dasar ketauladan bagi anaknya. Dan  pada ayat ke 12 ini terkandung dua konsep pendidikan yang pertama adanya materi keimanan yang ada pada diri Luqman dan di ajarkan kepada anaknya, dan yang kedua adalah metode keteladanan sebagaimana yang telah di terangkan di atas.
2.      Metode Mau’idzah
Metode yang dipakai oleh Luqman berdasarkan pemahaman terhadap ayat 13, dalam pendidikan luqman ini diterapkan dengan penuh kasih sayang sebagaimana pemahaman terhadap panggilan mesra luqman terhadap anaknya. Dalam hal ini Luqman memberikan pengajaran kepada anaknya dengan cara kasih sayang yang ia curahkan kepada anaknya, sehingga dengan metode ini anak tersebut senang dan mudah menerima tentang apa yang di jelaskan Luqman kepada anaknya.
3.      Metode Diskusi (hiwar)
Metode diskusi yang digunakan Luqman dalam pendidikannya berdasarkan beberapa argumentasi yang diberikan oleh Luqman, seperti pada ayat 13 ketika Luqman melarang putranya untuk tidak menyekutukan Allah swt, sudah tentu dalam benak putranya terbesit sebuah pertanyaan “wahai ayah, mengapa aku tidak boleh menyekutukan Allah? Luqman pun menjawab” karena sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang amat besar. Dan tentunya tidak hanya ayat ini saja yang melibatkan terjadi diskusi antara Luqman dan anakanya, melainkan dari perintah-perintah Luqman kepada anaknya yang belum ia ketahui tentang segala sesuatunya.

4.      Metode Perumpamaan
Dalam surah luqman ayat 12-19 ada dua bentuk perumpamaan yaitu pada ayat 16 terdapat contoh (tamtsil) untuk menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang meliputi segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, yang agung maupun yang hina, dan Allah maha mengetahui terhadap sesuatu yang paling kecil dan berada di tempat tersembunyi. Sedangkan ayat 19 adalah isti’arah tamtsiliyah, yaitu merupakan orang-orang yang mengeraskan suaranya (dengan berlebih-lebihan) dengan keledai.  Dengan adanya metode perumpamaan yang di ajarkan Luqman kepada anaknya dapat mempermudah pemahaman tentang apa yang di jelaskan Luqman kepda anaknya.
Penggunaan metode amtsal ini mempunyai beberapa kelebihan sebagaimana yang pertama, mempermudah memahami konsep yang abstrak, kedua perumpamaan dapat merangsang kesan terhadap makna yang tersirat dalam perumpamaan tersebut, ketiga, perumpamaan sebagai metode pendidikan harus logis, dapat dipahami dalam memperjelas konsep.
Dari beberapa konsep tersebut Luqman mendidik anaknya berhasil menjadikan anak yang selalu taat dan senantiasa bersyukur kepada Allah. Dan diturunkannya surah Luqman ini tidak hanya sekedar bentuk pengajaran dan peringatan kepada Luqman saja melainkan kepada semua manusia agar dapat mengambil contoh tentang konsep pendidikan yang di ajarkan Luqman kepada anaknya.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar