Konsep pendidikan dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 12-19
A.
Subjek
pendidikan menurut surah Luqman ayat 12 yaitu:
“Sungguh kami telah memberikan hikmah kepada Luqman, syukurilah
Allah. Barang siapa bersyukur, maka sebenarnya dia bersyukur kepada dirinya
sendiri, dan barang siapa yang mengingkari nikmat, maka sesungguhnya Allah itu
Maha kaya lagi Maha terpuji.
Kata (Luqman)
adalah seorang tukang kayu, kulitnya hitam dan dia termasuk diantara penduduk
Mesir yang berkulit hitam, serta dia adalah orang yang hidup sederhana, dan
Allah telah memberinya hikmah kepadanya. Sedangkan kata Al-hikmah adalah
kebijaksanaan dan kecerdikan, dan banyak perkataan bijak yang berasal dari
Luqman, antara lain perkataannya kepada anak lelakinya,” Hai anakku,
sesungguhnya dunia itu adalah laut yang dalam, dan sesungguhnya banyak manusia
yang tenggelam kedalamnya. Maka jadikanlah perahumu di dunia dengan bertakwa
kepada Allah SWT.
Dan adapun perkataan Luqman yang lain ialah,” Barang siapa yang
dapat menasehati dirinya sendiri, niscaya ia akan mendapat pemeliharaan dari
Allah SWT. Dan barang siapa yang dapat menyadarkan orang lain akan dirinya
sendiri, niscaya Allah akan menambahkan kemuliaan baginya karena hal tersebut.
Dan kata Asy-syukru ialah
memuji kepada Allah menjurus kepada yang hak, cinta kebaikan untuk manusia, dan
mengarahkan seluruh anggota tubuh serta semua nikmat yang diperoleh atas
ketaatan kepada Allah.
sebagai seorang ayah yang mendidik anaknya dan yang telah diberi
hikmah oleh Allah, yakni dengan perintah untuk melaksanakan ketaatan serta
menunaikan yang fardu (wajib), dapat memberikan petunjuk bagi Luqman untuk
memperoleh ma’rifat yang benar. Oleh karena itu, Luqman menjadi seorang yang
hakim (mempunyai hikmah) sebagaimana yang ada dalam penggalangan surah ini
menjelaskan lagi tentang hikmah yang diberikan Allah kepada Luqman yaitu:
Dan sesungguhnya Allah telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu
ia selalu bersyukur dan memuji Allah atas apa yang diberikan kepadanya dari
karunia-Nya, karena sesungguhnya hanya Allah lah yang patut untuk mendapat puji
dan syukur itu. Disamping itu, Luqman selalu mencintai kebaikan untuk manusia
serta mengarahkan semua anggota tubuhnya sesuai dengan bakat yang di ciptakan
untuknya.
Kata dalam ayat
diatas telah di singgung makna dasarnya antara lain bahwa hikmah antara berarti
mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan, maupun
perbuatan. Ia adalah ilmu amaliah dan amal ilmiah, ia adalah ilmu yang didukung
oleh amal dan amal yang tepat didukung dengan ilmu.
Hikmah juga diartikan sebagai sesutau yang bila
digunakan/diperhatikan akan menghalangi terjadinya mudhorat atau kesulitan yang
lebih besar dan atau mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar.
Seorang yang memiliki hikmah harus yakin sepenuhnya tentang pengetahuan dan
tindakan yang di ambilnya, sehingga ia akan tampil dengan penuh percaya diri,
tidak berbicara dengan ragu atau kira-kira dan tidak pula melakukan sesuatu itu
dengan coba-coba.
Dalam tafsir Ath-Thabari hikmah diartikan sebagai pemahaman dalam
agama, kekuatan berfikir, ketepatan dalam berbicara, dan pemahaman islam
meskipun ia bukan nabi dan tidak di wahyukan kepadanya.
Di dalam ayat 12 ini Allah menjelaskan tentang Luqman sebagai hamba
Allah yang diberi anugerah hikmah, dan dengan hikmah itu ia mendidik anaknya
menjadi hamba Allah yang senantiasa berrsyukur, dan langkah-langkah Luqman
mendidik anaknya dalam upaya mencapai ‘abdan syakura yang merupakan objek dari
ayat ini yang akan dijelaskan dalam ayat13 sampai ayat 19.
Objek Pendidikan menurut surah Luqman ayat12-19 yaitu:
“Ketika Luqman berkata kepada anaknya sewaktu memberikan pelajaran”
Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah itu benar-benar aniaya yang besar.”
Dan ingatlah
(ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia menasehatinya” Wahai
anakku) lafaz bunayya adalah bentuk tashghir, yang di maksud adalah
memanggil anaknya dengan nama kesayangannya, dalam hal ini Luqman memanggil
anaknya untuk memberikan pelajaran yang ingin diterangkan Luqman agar tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun. Setelah Luqman memberikan pelajaran
kepada anaknya, menurut keterangan tafsir Al Maraghi bahwasanya anak tersebuat
bertaubat kepada Allah seraya mendengar apa yang di sampaikan Luqman kepadanya.
Dalam hal ini Luqman mendidik anaknya melalui beberapa metode dan
materi yang diajarkannya kepada anaknya dan dari beberapa rincian materi
pendidikan yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Luqman yang telah di sampaikan
oleh Luqman kepada anaknya dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.
‘Aqaaid
(akidah) yang menyangkut masalah keimanan kepada Allah, dan materi ini terdapat
dalam ayat 12, 13, dan 16.
2.
Syari’at,
yakni satu sistem norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan, dan
kaidah syari’ah ini terbagi menjadi dua pertama ibadah, dan yang kedua
adalah muamalah yakni tata aturan yang mengatur hubungan manusia, dan aspek
ini terdapat dalam ayat 14, 15, dan 17.
3.
Akhlaq,
adalah perbuatan yang mempunyai sangkut paut dengan khaliq (pencipta). Akhlaq
ini mencakup akhlaq manusia terhadap khaliqnya dan akhlaq manusia terhadap
makhluk. Aspek ini terdapat pada ayat 14, 15, 18, dan 19 baik ibadah, muamalah,
dan akhla
Materi pendidikan menurut surah Luqman ayat 12-19 yaitu:
1.
Materi
akidah/keimanan
Materi yang berisikan tentang keimanan ini terdapat pada ayat ke 13
yaitu:
Ingatlah ketika Luqman berkata kepada putranya sambil ia memberi
pelajaran. “ Hai anakku janganlah mempersekutukan Allah, karena mempersekutukan
Allah sungguh suatu aniaya yang besar. Dan hal ini adalah nasehat yang pertama
diberikan Luqman terhadap anaknya.
Dalam hal ini Luqman memberikan nasehat kepada anaknya bahwasanya
syirik itu merupakan suatu kezhaliman yang amat besar dan kezhaliman adalah
meletakkan sesuatu yang bukan pada tempatnya, dan ia dikatakan dosa besar,
karena perbuatan itu berarti menyamakan kedudukan tuhan. Sebagaimana firman
Allah yaitu:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS Al-An’am:82)
demikian materi pendidikan
keimanan yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya. Selain itu materi keimanan
juga terdapat pada ayat ke 12 yakni berupa ketaatan Luqman kepada Allah
mencerminkan sifat yang baik kepada anaknya.
Dengan demikian
materi keimanan selanjutnya disempurnakan dengan mendatangkan contoh kekuasaan Allah swt yang terdapat ayat
16 yang berkuasa untuk mendatangkan setiap amalan, sekecil apapun dan terletak
di tempat tersembunyi sekalipun. Sebagaimana firman Allah pada ayat ke 16
yaitu:
“Hai anakku”
(Luqman), kalaulah itu hanya sebesar biji sawi dan tersembunyi di dalam batu,
atau di langit atau di bumi, Allah akan mengeluarkannya. Sesungguhnya Allah
maha lembut dan maha tahu.
Bahwasanya ayat
ini berisikan keterangan tentang keimanan yang ada di dalam hati manusia, yakni
meyakini tentang kuasa Allah bahwasanya tidak ada yang sia-sia.
2.
Materi
akhlaq (manusia terhadap khaliqnya)
Materi akhlak ini terdapat pada ayat ke 14 tentang perintah berbuat
baik/berbakti kepada kedua orang tua yaitu:
Dan kami amanatkan kepada manusia (supaya berbuat baik) terhadap
kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam kelemahan demi kelemahan,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kamu kepada-Ku dan kepada kedua
orang tuamu, kepada-Ku kamu kembali.
Dalam ayat ini
mengatakan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh kepada semua manusia
menyangkut kedua orang tua ibu dan bapaknya” pesan kami disebabkan karena
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan diatas kelemahan, yakni
kelemahan berganda dan dari saat kesaat bertambah lalu dia melahirkannya dengan
susah payah kemudian memelihara dan menyusukannya. Dan wasiat kami itu adalah:
bersyukurlah kepada-Ku karena aku yang menciptakan kamu dan menyediakan semua
sarana kebahagiaan kamu, dan bersyukur pulalah kepada kedua orang tuamu karena mereka yang aku jadikan perantara
kehadiran kamu di bumi ini. Dalam ayat ini berisi perintah Allah untuk selalu
bersyukur kepada-Nya.
Ayat ini
menerangkan bahwasanya Allah menggambarkan betapa Allah telah melimpahkan
anugerah kepada hamba-hamba-Nya dengan mewasiatkan anak agar berbakti kepada
kedua orang tuanya. Dengan demikian anugerah ini mencakup Luqman sebagai
ganjaran atas perhatiannya mulai nasihatnya kepada anaknya agar memperhatikan
hak Allah jangan sampai di persekutukan. Sedangkan nilai pendidikan yang
tersirat dalam ayat ini adalah bahwa peran orang tua tidaklah segalanya,
melainkan terbatas dengan peraturan dan norma-norma ilahi.
Musthafa Al
maraghi menafsiri ayat-ayat ini sebagai berikut mengikat janji (setiap manusia)
agar dia bersyukur kepada-Ku atas segala nikmat yang telah Aku anugerahkan
kepadamu dan kedua orang tua yang senantiasa mendidikmu dan mengasuhmu dan
menanggung bebanmu sampai kamu dewasa.
Selain ayat ini
yang berisikan tentang materi Akhlak terdapat pula pada ayat ke 15, 18, dan 19
yaitu:
“Tetapi jika
mereka memaksamu mempersekutukan Aku, sedang kau tak punya pengetahuan tentang
itu, janganlah taati mereka, dan bergaullah dengan mereka di dunia dengan cara
yang baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, (dalam
cinta). Lalu kepada-Ku kamu akan kembali, maka akan Ku-katakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.”
Ayat ini
menjelaskan lagi tentang ayat di atas bahwasanya, Allah menyuruh kita untuk
mentaati kedua orang tua, namun dalam hal ini Allah menegaskan untuk
mentaati dan mematuhi mereka dalam kebaikan. Dan ayat ke
18 menerangkan lagi tentang akhlak kepada sesama manusia sebagai berikut:
“Janganlah kamu
memalingkan muka dari manusia dan janganlah kamu berjalan dengan angkuh dan
sombong di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang angkuh
lagi bermegah-megahan. Setelah Allah menyuruh untuk patuh kepada kedua orang
tua, maka Allah melarang untuk tidak bersifat sombong dan angkuh di muka bumi
ini.
Selanjutnya pada ayat ke 19
Luqman memberikan nasehat yang sama halnya dengan ayat ke 18 yaitu:
“Berlakulah sederhana dalam perjalananmu dan rendahkanlah suaramu,
sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” Dan seterusnya Luqman
tidak berhenti memberikan nasehat-nasehatnya kepada anaknya untuk tidak berlaku
sombong kepada sesama manusia dan berakhlak yang baik kepada sesamanya.
3.
Materi
syari’ah
Tentang ibadah dan muamalah/tata aturan ilahi yang terdapat pada
ayat 17 yang mana dalam ayat ini menjelaskan tentang Luqman menyuruh anaknya
untuk mendirikan shalat sebagai berikut:
“Wahai anakku, dirikanlah shalat, suruhlah yang ma’ruf dan cegahlah
yang munkar, serta bersabarlah terhadap bencana yang menimpamu. Sesungguhnya
yang demikian itu benar-benar seteguh-teguh pekerjaan.
Ayat ini menerangkan tentang Luqman yang memberi nasehat kepada
anaknya untuk beribadah kepada Allah, dan menyuruh yang ma’ruf dan mencegah
yang munkar. Setelah beberapa nasehat yang diberikan Luqman kepada anaknya yang
di awali dengan perintah untuk tidak mempersekutukan Allah, mentaati kedua
orang tua, serta menjalankan apa yang di perintahkan mereka, namun hal ini
dibatasi oleh Allah SWT. Namun masih banyak lagi ayat-ayat yang mengandung
tentang materi syari’ah seperti ayat ke 14 dan 15, yang mengandung hubungan
manusia dengan tuhannya.
Metode
pendidikan menurut surah Luqman ayat 12-19 yaitu:
1.
Metode
keteladan
Metode keteladan yang diterapkan oleh Luqman ini berdasarkan
pemahaman terhadap penafsiran yang menyatakan bahwa pengertian hikmah adalah
ilmu yang diperkuat oleh amal dan amal yang di dukung dengan ilmu. Dan
penggunaan metode keteladan di sebabkan adanya kecenderungan dalam meneladani
atau mencontoh pendidiknya.
Sebagaimana ayat ke 12 yang menjelaskan tentang Luqman, yang mana
Luqman adalah seorang hamba yang selalu bersyukur dan taat kepada Allah dan hal
ini lah yang menjadi dasar ketauladan bagi anaknya. Dan pada ayat ke 12 ini terkandung dua konsep
pendidikan yang pertama adanya materi keimanan yang ada pada diri Luqman dan di
ajarkan kepada anaknya, dan yang kedua adalah metode keteladanan sebagaimana
yang telah di terangkan di atas.
2.
Metode
Mau’idzah
Metode yang dipakai oleh Luqman berdasarkan pemahaman terhadap ayat
13, dalam pendidikan luqman ini diterapkan dengan penuh kasih sayang sebagaimana
pemahaman terhadap panggilan mesra luqman terhadap anaknya. Dalam hal ini
Luqman memberikan pengajaran kepada anaknya dengan cara kasih sayang yang ia
curahkan kepada anaknya, sehingga dengan metode ini anak tersebut senang dan
mudah menerima tentang apa yang di jelaskan Luqman kepada anaknya.
3.
Metode
Diskusi (hiwar)
Metode diskusi yang digunakan Luqman dalam pendidikannya
berdasarkan beberapa argumentasi yang diberikan oleh Luqman, seperti pada ayat
13 ketika Luqman melarang putranya untuk tidak menyekutukan Allah swt, sudah
tentu dalam benak putranya terbesit sebuah pertanyaan “wahai ayah, mengapa aku
tidak boleh menyekutukan Allah? Luqman pun menjawab” karena sesungguhnya syirik
adalah kezaliman yang amat besar. Dan tentunya tidak hanya ayat ini saja yang
melibatkan terjadi diskusi antara Luqman dan anakanya, melainkan dari
perintah-perintah Luqman kepada anaknya yang belum ia ketahui tentang segala
sesuatunya.
4.
Metode
Perumpamaan
Dalam surah luqman ayat 12-19 ada dua bentuk perumpamaan yaitu pada
ayat 16 terdapat contoh (tamtsil) untuk menjelaskan tentang kekuasaan Allah
yang meliputi segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, yang agung
maupun yang hina, dan Allah maha mengetahui terhadap sesuatu yang paling kecil
dan berada di tempat tersembunyi. Sedangkan ayat 19 adalah isti’arah
tamtsiliyah, yaitu merupakan orang-orang yang mengeraskan suaranya (dengan
berlebih-lebihan) dengan keledai. Dengan
adanya metode perumpamaan yang di ajarkan Luqman kepada anaknya dapat
mempermudah pemahaman tentang apa yang di jelaskan Luqman kepda anaknya.
Penggunaan metode amtsal ini mempunyai beberapa kelebihan
sebagaimana yang pertama, mempermudah memahami konsep yang abstrak, kedua
perumpamaan dapat merangsang kesan terhadap makna yang tersirat dalam perumpamaan
tersebut, ketiga, perumpamaan sebagai metode pendidikan harus logis, dapat
dipahami dalam memperjelas konsep.
Dari beberapa konsep tersebut Luqman mendidik anaknya berhasil
menjadikan anak yang selalu taat dan senantiasa bersyukur kepada Allah. Dan diturunkannya
surah Luqman ini tidak hanya sekedar bentuk pengajaran dan peringatan kepada
Luqman saja melainkan kepada semua manusia agar dapat mengambil contoh tentang
konsep pendidikan yang di ajarkan Luqman kepada anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar