TRANSFORMASI INTELEKTUAL YUNANI, PERSIA, DAN ROMAWI KE DUNIA ISLAM
DAN ISLAM KE DUNIA BARAT
Transformasi
merupakan suatu keterkaitan dengan sistem pendidikan yang berlaku pada saat
itu, baik dari segi kelembangaan, materi dan metodenya. Yang artinya
transformasi adalah perpindahan ilmu pengetahuan dari satu ketempat yang lain,
Ymg Mn Hl ini terjadi dikarenakan adanya keterkaitan antara peradaban barat dan
peradaban islam dimana perkembangan islam mengambil manfaat dari perkembangan
peradaban barat dan sebaliknya pada masa sesudahnya.
Transformasi
intelektual yunani kedalam dunia islam mengambil bentuknya sendiri yang
disesuaikan dengan ajaran islam, karena itu beberapa hal ditafsirkan kembali
dalam pemahaman yang islami tanpa mencabut nilai dasar dari pemikiran induknya.
Dalam hal ini kegiatan intelektual kaum muslimin lebih menonjol dalam bidang
hukum dari pada teologi. Hukum merupakan aspek praktis dari agama dan
kemasyarakatan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan tradisi
intelektual islam adalah tradisi yang bersumber pada Al Qur’an dan hadis sebagai pijakan dan
epistomologisnya dan lebih bersifat naqly, dan bermuara pada tujuan mengesakan
Allah sebagai asas ajaran islam. Sementara tradisi yunani lebih berpijak pada
logika rasional dan sangat dipengaruhi oleh mitologi dan politeisme.
Para ulama sebagai pewaris nabi telah bersusah payah berusaha
mengatasi masalah-masalah kenyataan dalam kehidupan yang mempunyai kaitan
dengan kehidupan hukum agama, mereka telah berhasil mempertemukan hal-hal yang
berlawanan berdasarkan asas rasional mereka telah mencoba berijtihad, menata
dan menyelaraskan kepercayaan-kepercayaan agama.
Benih-benih proses transformasi dan perkembangan ini sebenarnya
sudah mulai terlihat pada masa bani Umayah. Dalam periode daulah bani Umayah
ini terdapat dua jenis pendidikan yang berbeda sistem dan kurikulumnya, yaitu
pendidikan khusus dan pendidikan umum, akan tetapi masa prosesenya amat sangat
kecil jika dibandingkan dengan masa puncaknya daulah Abbasiyah.[1]
Transformasi intelektual ini terjadi di berbagai daerah yang
telah dilalui yaitu daerah yunani,
persia, dan romawi. Transformasi yang terjadi di wilayah yunani amat sangat
menonjol bidang ilmu pengetahuannya yang berupa karya-karya yang dicipytakan
oleh bangsa yunani. Dan pada masa pemerintahan dinasti bani Abbasiyah terjadi
suatu penerjemahan besara-besaran dan pada saat itu hampir seluruh disiplin
ilmu yang tidak dikenal dalam tradisi islam diterjemahkan secra masal dan dalam
hal ini jumlah karya yunani yang luar biasa penerjemahannya.
Kontak antara islam dan persia menjadi jembaatan berkembangnya ilmu
pengertahuan dan filsafat karena secara kultural persia banyak berperan dalam
pengembangan tradisi keilmuan yunani. Salah satu lembaga ynga berperan dalam
penyebarab tradisi yunani di persia adlaah akademi jundishapur warisan
kekaisaran sassaniah, selain jundishapur terdapat pusat-pusat ilmiah persia
lainnya yaitu, salonika, Ctesipon, dan nishapur. Dan lain dari ini etos
keilmuan khalifah-khalifah di zaman Abbasiyah tampak menonjol, terutama dua
khalifah terkemuka, yaitu Harun ar rasyid dan Al makmun, yang amat mencintai
ilmu pengetahuan.
Dan pada masa khalifah Harun Al rasyid inilah puncak pencapaian
kemajuan ilmu pengetahuan islam dan pada masa pemerintahannya dilakukan sebuah
grrakan penerjemahan berbagai buku yunani.
Selain itu aktivitas literatur-literatur yunani kedalam bahasa Arab
demikian besar dan ini di dukung oleh
khalifah yang memberi imbalan yang besar terhadap para penterjemah dan dalam
hal ini relatif tiak adanya pembukssn
daerah kekuasaan islam dan pemberontakan-pemberontakan yang menyebabkan
stabilitas negara terjamin dan hal ini ,membuat konsentarasi pemerintah ddalam
memajukan aspek sosial dan intelektualnya menemukan peluangnya.
Dalam memajukan ilmu pengetahuan di persia ini terdapat peradaban dan kebudayaan yang heterogen di Baghdad yang menimbulkan proses interaksi antara satu kebuadayaan dengan kebudayaan yang lain. Dab terjadinya perkembangan pada masa pemerintahan harun Ar rasyid adalah terjadinya perkembangan lembaaga pendidikan yang mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan hal ini sangat di tentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman bani umyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan.
Dalam memajukan ilmu pengetahuan di persia ini terdapat peradaban dan kebudayaan yang heterogen di Baghdad yang menimbulkan proses interaksi antara satu kebuadayaan dengan kebudayaan yang lain. Dab terjadinya perkembangan pada masa pemerintahan harun Ar rasyid adalah terjadinya perkembangan lembaaga pendidikan yang mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan hal ini sangat di tentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman bani umyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan.
Setelah transformasi
tersebut di kembnagkan maka transformasi yunani, persia, dan romawi masuka ke
dunia islam dah hal ini terjadi sejak masuknya ilmu pengetahuan islam kedunia
barat dan hal ini terjadi pada masa perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi
pada masa pemerintahan dinasti bani umayah dan Abbasiyah yang mana dua
pemerintahan ini banyak membawa ilmu-ilmu baru yang menarik bangsa-bangsa luar
seperti eropa dan lain-lain.
Dan dalam hal ini ditunjukan dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan ini merupakan sebab
musababnya yaitu adanya hubungan antara islam dan persia yang hubungan inilah
yang menjadi dukungan maipun jembatan perkembangan ilmu pengetahuan pada saat
itu. Dan selain itu pula kekuasaan-kekuasaan islam baik itu para khalifahnya
banyak yang mencintai ilmu pengetahuan apalagi yang berbasisikan islam.
Dalam proses transformasi banyak para cendikiawan-cendikiawan islam
yang brperan yakni melalui studi islam kebarat bagitu pula sebaliknya banyak
pemuda-pemuda eropa yang belajar di uneversitas-universitas islam di spanyol
seperti cordova, sevilla, granada, dan salamanca, dan hal inilah yang
mengembangka pesatkan transformasi pada saat itu. Dan dalam hal ini banyak
sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan
ilmu pengetahuan bahkan karya mereka diterjemahkan kedalam bahasa eropa
meskipun ironosnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat dari transformasi yang terjadi dari perkembangan ilmu
pengetahuan islam menimbulakan kajian filsafat yunani besar-besaran yang akhirnya menimbulkan
gerakan-gerakan. Selain itu transformasi intelektual yang terjadi uga di dukung
oleh dua faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor
internal yang terjadi adalah sifat inklusifitas
umat isam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sedangkan faktor
eksternalnya penyebaran ilmu pengetahuan
terjadi melalui jalur perdagangan, pendidikan dan penerjemahan karya-karya
muslim kedalam bahasa latin.
Proses transformasi intelektual
dan perkembangan ini sebenarnya sudah mulai terlihat pada masa bani
umayah akan tetapi kemajuan puncaknya lebih telihat jelas lagi pada masa daulah
abbasiyah. Dan adanya daerah-daerah baru yang mamiliki akar dan tradisi
intelektual dan kebudayaan yang tinggi telah mendorong perkembangan pengetahuan
dalam panah pemikiran islam, dan kebijakan untuk mempertahankan pusat-pusat
pengetahuan dan budaya yang umumnya ,memiliki tradisi kefilsafatan yang kuat menjadi jembatan terjadinya
transformasi intelektual dari filsafat yunani kedalam tradisi intelektual
islam.
Pada saat proses transformasi dilakukan umat islam telah berhasil
melakukan sebuah akselerasi, jauh meninggalkan peradaban yang ada pada saat
itu. Hidupnya tradisi keilmuan, tradisi intelektual melalui gerakan
penerjemahan yang kemudian di lanjutkan dengan gerakan penyelidikan yang di
dukung oleh kuatnya elaborasi dan spirit pencarian, pengembangan ilmu
pengetahuan yang berkembang secara pesat
tersebut mengakibatkab terjadinya lompatan kemajuan di berbagai bidang keilmuan yang telah melahirkan berbagai karya ilmiah yang luar biasa.
Menurut Oliver Leaman proses penerjemahan yang kemudian di lakukan
ilmuan muslim tidk hanya menterjemahkan karya-karya yunani secara ansich tetapi
juga mengkaji teks-teks itu, memberi komentar, memodifikasi dan
mengasimilasikannya dengan cahaya gilang
gemilang.
Sekitar tahun 830 M, Al fonsi raja
Asturia telah mendatangkan dua
sarjana islam untuk mendidik ahli warisnya. Dan bentuk lainnya Sekolah tinggi
di kedokteran yang didirikan di perancis
dibina oleh beberapa orang maha guru dari andalusia. Kunggulan ilmiah
kaum muslimin tersebar jauh memasuki eropa dan menariik kaum intelektual dan
bangsawan barat ke negeri-negeri pusatnya, dan selam tiga tahun tinggal di
todelo mempelajari ilmu matematika, astronomi, kimia, dan ilmu lainnya dari para
sarjana islam.
Tidaklah mengherankam jika perkembangan yang terjadi pada saat ke
khalifahan islam berkuasa saat itu di spanyol menjadi pusat pembelajaran bagi
masyarakat erpa dengan adanya universitas cordova. Di Andalusia itulah mereka
banyak menimba ilmu dan dari negeri-negeri tersebt muncul nama-nama ulama
besar.
Beberapa ilmuam muslim lainnya pada masa daulah Abbasiyah yang
karyanya diakui dunia diantaranya:
·
Al
Razi (guru ibnu sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran yang menghasilkan
224 judul buku, 140 buku tentang pengobatan yang diterjemahkan kedalam bahasa
latin. Bukunya yang paling masyhur adalah Al Hawi Fi’llm At Tadawi (30 jilid,
berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya penyembuhannya). Dan buku-bukunya
menjadi bahan rujukan serta panduan para dokter eropa hingga abad 17. Al Razi
adalah toko pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan penyakit
measles.
·
Al
Battani (Al Batenius) seorang astronom. Hasil perhitungannya tentang bumi
mengelilingi pusat tata surya dalam
waktu 365 hari, 5 jam. 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku yang paling
terkenal adalah kitab Al ZIJ dalam terjemahan bahasa latin diman buku ini
adalah terjemahan tertua dari karyanya
yang masih ada di vatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar