Jumat, 07 Juni 2013

TRANSFORMASI




TRANSFORMASI INTELEKTUAL YUNANI, PERSIA, DAN ROMAWI KE DUNIA ISLAM DAN ISLAM KE DUNIA BARAT


            Transformasi merupakan suatu keterkaitan dengan sistem pendidikan yang berlaku pada saat itu, baik dari segi kelembangaan, materi dan metodenya. Yang artinya transformasi adalah perpindahan ilmu pengetahuan dari satu ketempat yang lain, Ymg Mn Hl ini terjadi dikarenakan adanya keterkaitan antara peradaban barat dan peradaban islam dimana perkembangan islam mengambil manfaat dari perkembangan peradaban barat dan sebaliknya pada masa sesudahnya.
            Transformasi intelektual yunani kedalam dunia islam mengambil bentuknya sendiri yang disesuaikan dengan ajaran islam, karena itu beberapa hal ditafsirkan kembali dalam pemahaman yang islami tanpa mencabut nilai dasar dari pemikiran induknya. Dalam hal ini  kegiatan intelektual  kaum muslimin lebih menonjol dalam bidang hukum dari pada teologi. Hukum merupakan aspek praktis dari agama dan kemasyarakatan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan tradisi intelektual islam adalah tradisi yang bersumber pada  Al Qur’an dan hadis sebagai pijakan dan epistomologisnya dan lebih bersifat naqly, dan bermuara pada tujuan mengesakan Allah sebagai asas ajaran islam. Sementara tradisi yunani lebih berpijak pada logika rasional dan sangat dipengaruhi oleh mitologi dan politeisme.
Para ulama sebagai pewaris nabi telah bersusah payah berusaha mengatasi masalah-masalah kenyataan dalam kehidupan yang mempunyai kaitan dengan kehidupan hukum agama, mereka telah berhasil mempertemukan hal-hal yang berlawanan berdasarkan asas rasional mereka telah mencoba berijtihad, menata dan menyelaraskan kepercayaan-kepercayaan agama.
Benih-benih proses transformasi dan perkembangan ini sebenarnya sudah mulai terlihat pada masa bani Umayah. Dalam periode daulah bani Umayah ini terdapat dua jenis pendidikan yang berbeda sistem dan kurikulumnya, yaitu pendidikan khusus dan pendidikan umum, akan tetapi masa prosesenya amat sangat kecil jika dibandingkan dengan masa puncaknya daulah Abbasiyah.[1]
Transformasi intelektual ini terjadi di berbagai daerah yang telah  dilalui yaitu daerah yunani, persia, dan romawi. Transformasi yang terjadi di wilayah yunani amat sangat menonjol bidang ilmu pengetahuannya yang berupa karya-karya yang dicipytakan oleh bangsa yunani. Dan pada masa pemerintahan dinasti bani Abbasiyah terjadi suatu penerjemahan besara-besaran dan pada saat itu hampir seluruh disiplin ilmu yang tidak dikenal dalam tradisi islam diterjemahkan secra masal dan dalam hal ini jumlah karya yunani yang luar biasa penerjemahannya.
Kontak antara islam dan persia menjadi jembaatan berkembangnya ilmu pengertahuan dan filsafat karena secara kultural persia banyak berperan dalam pengembangan tradisi keilmuan yunani. Salah satu lembaga ynga berperan dalam penyebarab tradisi yunani di persia adlaah akademi jundishapur warisan kekaisaran sassaniah, selain jundishapur terdapat pusat-pusat ilmiah persia lainnya yaitu, salonika, Ctesipon, dan nishapur. Dan lain dari ini etos keilmuan khalifah-khalifah di zaman Abbasiyah tampak menonjol, terutama dua khalifah terkemuka, yaitu Harun ar rasyid dan Al makmun, yang amat mencintai ilmu pengetahuan.
Dan pada masa khalifah Harun Al rasyid inilah puncak pencapaian kemajuan ilmu pengetahuan islam dan pada masa pemerintahannya dilakukan sebuah grrakan penerjemahan berbagai buku yunani.
Selain itu aktivitas literatur-literatur yunani kedalam bahasa Arab demikian besar dan ini di dukung  oleh khalifah yang memberi imbalan yang besar terhadap para penterjemah dan dalam hal ini relatif tiak adanya pembukssn  daerah kekuasaan islam dan pemberontakan-pemberontakan yang menyebabkan stabilitas negara terjamin dan hal ini ,membuat konsentarasi pemerintah ddalam memajukan aspek sosial dan intelektualnya menemukan peluangnya.
            Dalam memajukan ilmu pengetahuan di persia ini terdapat peradaban dan kebudayaan yang heterogen di Baghdad yang menimbulkan proses interaksi antara satu kebuadayaan dengan kebudayaan yang lain. Dab terjadinya perkembangan pada masa pemerintahan harun Ar rasyid adalah terjadinya perkembangan lembaaga pendidikan  yang mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan  dan hal ini sangat di tentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman bani umyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan.

 Setelah transformasi tersebut di kembnagkan maka transformasi yunani, persia, dan romawi masuka ke dunia islam dah hal ini terjadi sejak masuknya ilmu pengetahuan islam kedunia barat dan hal ini terjadi pada masa perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi pada masa pemerintahan dinasti bani umayah dan Abbasiyah yang mana dua pemerintahan ini banyak membawa ilmu-ilmu baru yang menarik bangsa-bangsa luar seperti  eropa dan lain-lain.
Dan dalam hal ini ditunjukan dengan berkembang pesatnya  ilmu pengetahuan dan ini merupakan sebab musababnya yaitu adanya hubungan antara islam dan persia yang hubungan inilah yang menjadi dukungan maipun jembatan perkembangan ilmu pengetahuan pada saat itu. Dan selain itu pula kekuasaan-kekuasaan islam baik itu para khalifahnya banyak yang mencintai ilmu pengetahuan apalagi yang berbasisikan islam.
Dalam proses transformasi banyak para cendikiawan-cendikiawan islam yang brperan yakni melalui studi islam kebarat bagitu pula sebaliknya banyak pemuda-pemuda eropa yang belajar di uneversitas-universitas islam di spanyol seperti cordova, sevilla, granada, dan salamanca, dan hal inilah yang mengembangka pesatkan transformasi pada saat itu. Dan dalam hal ini banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan bahkan karya mereka diterjemahkan kedalam bahasa eropa meskipun ironosnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat dari transformasi yang terjadi dari perkembangan ilmu pengetahuan islam menimbulakan kajian filsafat yunani  besar-besaran yang akhirnya menimbulkan gerakan-gerakan. Selain itu transformasi intelektual yang terjadi uga di dukung oleh dua faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor internal yang terjadi adalah sifat inklusifitas  umat isam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sedangkan faktor eksternalnya  penyebaran ilmu pengetahuan terjadi melalui jalur perdagangan, pendidikan dan penerjemahan karya-karya muslim kedalam bahasa latin.
Proses transformasi intelektual  dan perkembangan ini sebenarnya sudah mulai terlihat pada masa bani umayah akan tetapi kemajuan puncaknya lebih telihat jelas lagi pada masa daulah abbasiyah. Dan adanya daerah-daerah baru yang mamiliki akar dan tradisi intelektual dan kebudayaan yang tinggi telah mendorong perkembangan pengetahuan dalam panah pemikiran islam, dan kebijakan untuk mempertahankan pusat-pusat pengetahuan dan budaya yang umumnya ,memiliki tradisi kefilsafatan  yang kuat menjadi jembatan terjadinya transformasi intelektual dari filsafat yunani kedalam tradisi intelektual islam.
Pada saat proses transformasi dilakukan umat islam telah berhasil melakukan sebuah akselerasi, jauh meninggalkan peradaban yang ada pada saat itu. Hidupnya tradisi keilmuan, tradisi intelektual melalui gerakan penerjemahan yang kemudian di lanjutkan dengan gerakan penyelidikan yang di dukung oleh kuatnya elaborasi dan spirit pencarian, pengembangan ilmu pengetahuan  yang berkembang secara pesat tersebut mengakibatkab terjadinya lompatan kemajuan di berbagai  bidang keilmuan yang telah melahirkan  berbagai karya ilmiah yang luar biasa.
Menurut Oliver Leaman proses penerjemahan yang kemudian di lakukan ilmuan muslim tidk hanya menterjemahkan karya-karya yunani secara ansich tetapi juga mengkaji teks-teks itu, memberi komentar, memodifikasi dan mengasimilasikannya  dengan cahaya gilang gemilang.
Sekitar tahun 830 M, Al fonsi raja  Asturia  telah mendatangkan dua sarjana islam untuk mendidik ahli warisnya. Dan bentuk lainnya Sekolah tinggi di kedokteran yang didirikan di perancis  dibina oleh beberapa orang maha guru dari andalusia. Kunggulan ilmiah kaum muslimin tersebar jauh memasuki eropa dan menariik kaum intelektual dan bangsawan barat ke negeri-negeri pusatnya, dan selam tiga tahun tinggal di todelo mempelajari ilmu matematika, astronomi, kimia, dan ilmu lainnya dari para sarjana islam.
Tidaklah mengherankam jika perkembangan yang terjadi pada saat ke khalifahan islam berkuasa saat itu di spanyol menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat erpa dengan adanya universitas cordova. Di Andalusia itulah mereka banyak menimba ilmu dan dari negeri-negeri tersebt muncul nama-nama ulama besar.
Beberapa ilmuam muslim lainnya pada masa daulah Abbasiyah yang karyanya diakui dunia diantaranya:
·         Al Razi (guru ibnu sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran yang menghasilkan 224 judul buku, 140 buku tentang pengobatan yang diterjemahkan kedalam bahasa latin. Bukunya yang paling masyhur adalah Al Hawi Fi’llm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya penyembuhannya). Dan buku-bukunya menjadi bahan rujukan serta panduan para dokter eropa hingga abad 17. Al Razi adalah toko pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan penyakit measles.

·         Al Battani (Al Batenius) seorang astronom. Hasil perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata surya  dalam waktu 365 hari, 5 jam. 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku yang paling terkenal adalah kitab Al ZIJ dalam terjemahan bahasa latin diman buku ini adalah terjemahan tertua  dari karyanya yang masih ada di vatikan.



[1] Drs. Ahmad Supardi dkk, sejarah dan
Filsafat pendidikan islam. Hal 72.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar